Minggu , 19-Mei-2024

Media Berantas Kriminal

Untuk Bisa Melanjutkan Kuliahnya, Mahasiswa UINSU Mengakui Kesalahannya, Ilham Syahputra : Saya Khilaf, “Berkeinginan Melanjutkan Pendidikan”

Medan – Media Berantas Kriminal | Pentingnya Social Support orang tua bagi pendidikan anak. Pendidikan adalah komponen penting yang harus kita miliki di dunia ini karena pendidikan merupakan bekal diri dalam menghadapi dunia bermasyarakat.

Bukan hanya tentang pengetahuan intelektual tetapi juga sosial, etika maupun adab.

Lingkungan pendidikan pertama seorang anak adalah orang tuanya dalam hal ini orang tua berkewajiban mendidik serta memenuhi kebutuhan dan memberikan dukungan (social support) kepada anaknya untuk meraih cita-citanya.

Namun apa yang dialami Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Ilham Syahputra (21) tidak sesuai harapan dalam menjalan kehidupannya.

“Social Support Orang Tua kepada anaknya untuk meraih cita-citanya tak dapat dirasakannya dari kedua orang tuanya.

Sebab, sejak kecil, berusia 2 bulan sudah ditinggal oleh ibu kandungnya sendiri.

“Ibu saya menitipkan saya ke orang lain tepatnya di kota Medan di daerah Padang Bulan lalu ibu saya pergi kembali menjadi TKI ke Malaysia dan saya dibesarkan dan diasuh oleh orang lain, bahkan saya disusui,” ucapnya.

Dan diberikan ASI, meminum ASI dari wanita yang bukan darah daging saya “Alhamdulillah wanita pengasuh saya tersebut membesarkan saya dan merawat saya sampai berusia 3 tahun.

Setelah itu saya dirawat oleh keluarga dari ibu saya yaitu Bibi saya yang bisu, “Bibi saya yang bisu tidak dapat berbicara cacat dan paman saya.

“Sehingga pada akhirnya saya dimasukkan ke dalam pondok pesantren yang sekaligus panti asuhan,” paparnya.

Tinggal di panti asuhan untuk terus mendapatkan pendidikan hingga pada akhirnya saya menyelesaikan pendidikan sekolah SMA.

“Saya selalu berpikir, seorang anak yatim yang tidak dibesarkan oleh kedua orang tua, saya juga berhak untuk sukses sehingga saya menekuni pendidikan saya.

Setelah 2 Minggu saya dinyatakan lulus SMA saya langsung merantau ke kota Medan dengan bermodal dua buah baju dan 2 buah celana.

Baru setelah itu saya ditampung dan diberikan tempat tinggal untuk sementara oleh Ustad saya yang pernah mengajar di Aceh.

Dan pada akhirnya saya bekerja ikut orang ke sana kemari, hingga saya mendapatkan uang dan saya mendaftarkan diri ke perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN).

Namun Miris..!!!!

Cita-cita dapat melanjutkan berpendidikan tinggi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Ilham Syahputra (21) hampir pupus sudah, habis sama sekali, hilang lenyap, dan punah.

“Lantaran, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pengadilan Lubuk Pakam, Tempat Sidang Labuhan Deli memvonis terdakwa Ilham Syahputra (21) dengan pidana penjara selama delapan bulan.

Mengutip dakwaan JPU Yasinta Neria Hakm, perkara ini terjadi pada 9 November 2023.

“Semula, terdakwa yang berjualan air mineral di kampus UINSU, digeser Yusril dan Madan selaku cleaning service, hingga terjadi keributan. Setelah dilakukan mediasi, terdakwa menampar saksi Sandi Napitupulu di karenakan ikut campur dalam masalah tersebut.

Kemudian, Sandi memberitahukan kepada saksi korban Timoteus Sihombing dan Ricky Siahaan dan langsung menuju ke kampus UINSU di Jalan Pasar V Desa Medan Estate.

Setibanya didepan pagar Kampus, korban Timoteus Sihombing melihat di bagian dalam pagar Kampus UINSU sudah ramai mahasiswa.

Lalu, puluhan Mahasiswa UINSU beserta terdakwa mendatangi korban Timoteus Sihombing dan teman-temannya sambil melemparinya dengan menggunakan pecahan batu.

Lemparan pecahan batu itu mengenai bagian hidung korban hingga berdarah dan langsung dibawa ke RS Pringadi Medan. Tak terima, saat itu juga, korban langsung melaporkan perbuatan terdakwa ke Polsek Percut Sei Tuan.

Terdahulu, bentuk semangat dan tekad saya untuk terus melanjutkan pendidikan saya hingga pada akhirnya saya semester 2 saya berjualan rokok keliling di kampus untuk mendapatkan uang untuk membayar uang kuliah,” ungkap Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Ilham Syahputra (21) hampir pupus sudah, habis sama sekali, hilang lenyap, dan punah.

Lanjut Ilham Syahputra menjelaskan, “Dalam waktu 1 semester 6 bulan saya berhasil menabung hasil jualan saya sebesar Rp. 1.600.000 yang dari hasil jualan rokok keliling saya alhamdulillah hasil jualan yang hanya pas-pasan untuk bayar uang kuliah.

“Hingga pada akhirnya saya berjualan keripik keliling di kampus hingga pada akhirnya saya memiliki tempat jualan Air Mineral di setiap fakultas Alhamdulillah jualan mineral tersebut sudah berjalan satu tahun setengah.

Sejak saya berjualan semester 3 dan semester 5, satu tahun setengah jualan saya tersebut tidak pernah mengalami permasalahan atau problematika.

Hingga pada akhirnya datanglah mantan security UINSU dan CS pihak kebersihan UINSU meminta tiga titik jualan saya dan saya langsung berikan tiga titik kepada mereka masing-masing tempat jualan saya.

Singkat cerita ketika sudah berjalan 2 minggu jualan Air Mineral yang saya berikan kepada mereka.

Mantan Security UINSU merebut tempat jualan saya satu persatu.

“Saya mengakui kesalahan saya, khilaf.

Saya mengakui semua kesalahan saya, “saya khilaf atas perbuatan saya,” tuturnya.

Menampar mantan security UINSU sebanyak tiga kali, akibat perbuatan saya dia menelpon kawan-kawannya hingga berdatanganlah oknum-oknum mahasiswa Unimed dan oknum-oknum mahasiswa HKBP nommensen sehingga pada akhirnya pada malam hari tersebut saya diserang sebanyak tiga kali didalam kampus.

Reporter : Hen/red
Editor : Heri Kurniawan

 

About Author